PEMASARAN DAN DISTRIBUSI PRODUK PETERNAKAN
- Definisi Tata Niaga
Breimjer (1976) menyatakan
bahwa tata niaga merupakan proses pertukaran (exchange). Selain itu,
juga sebagai segala sesuatu yang terjadi di antara produsen-konsumen. Sedangkan
Philips (1968) secara spesifik mendefinisikan tata niaga sebagai usaha untuk
mengumpulkan informasi dan komunikasi (information gathering and
communication). Tataniaga oleh Purcell (1979) sebagai gugus dari
komponen-komponen aktivitas tingkah laku (behavioural) dan ekonomik (economic),
yang mengkoordinasikan semua aktivitas ekonomik dari setiap tingkatan perlakuan
mulai dari titik produsen sampai ke titik konsumen
B.
Aktivitas Ekonomik Tata Niaga
Definisi tata niaga dalam arti
luas adalah gugus dari komponen aktivitas tingkah laku
dan ekonomik. Komponen-komponen tersebut mengkoordi- nasikan aktivitas ekonomik dari
setiap tingkatan perlakuan mulai dari produsen sampai dengan konsumen. Dengan
demikian, pada setiap tingkatan terdapat mata rantai yang akan mengalirkan
barang atau jasa dari titik produsen sampai ke titik konsumen.
1. Produksi
(Production)
Kegiatan produksi peternakan dilakukan oleh peternak yang
memelihara ternak. Lokasi peternakan tidak berada satu wilayah tetapi dapat
tersebar di mana-mana. Skala ternak yang dipeliharanya bervariasi dari mulai
jumlah sedikit sampai banyak. Jenis ternak yang dipelihara pun beragam.
Demikian juga waktu pasca atau penjualan ternaknya tidak sama.
2. Pengumpulan
(Assembly)
Aktivitas atau kegiatan pengumpulan
dilakukan oleh perorangan ataupun lembaga
sebagai badan usaha.
Belantik ataupun Patok
(istilah di Jawa Tengah dan Jawa Timur), bertindak
sebagai pengumpul sapi potong dari peternak yang menjual sapinya. Belantik
membawa sapi ke pasar hewan tingkat desa atau kecamatan. Kemudian dilakukan
pengumpulan oleh pedagang pengumpul di tingkat kabupaten
3. Pemrosesan
(Processing)
Adanya
perkembangan teknologi hasil
pertanian ataupun peternakan serta perkembangan waktu dan
selera konsumen menyebabkan terjadinya perkembangan dalam industri pemrosesan
hasil pertanian atau peternakan. Selain dalam bentuk daging sapi segar, saat
ini kita dapat memperoleh daging sapi dalam bentuk beku. Daging sapi beku
dipotong sesuai potongan standar seperti daging has (sirloin), daging
lamusin (caberoll), dan daging iga (rib meat), sehingga dapat
disesuaikan dengan jenis olahan yang akan dibuat.
4. Pedagang
Besar (Whole Selling)
Hasil-hasil industri pengolahan produk
peternakan dari industri pengolahan biasanya ditangani lebih lanjut oleh
pedagang besar (whole selling). Pedagang besar mendistribusikan produk
hasil peternakan kepada subdistributor ataupun agen sebagai grosir. Cakupan
jaringan distribusi dapat berupa skala regional ataupun nasional.
5. Pengecer
(Retailing)
Subdistributor, agen ataupun grosir
mendistribusikan produk peternakan ke
pengecer. Saat ini
di kota-kota besar
berkembang kegiatan tingkat pengecer yang modern, seperti supermarket
dan hypermarket yang cukup bersaing dengan para pedagang pengecer
tradisional karena memiliki sarana dan fasilitas yang lebih baik dan modern.
6. Konsumsi
(Consumption)
Konsumen adalah perorangan atau
kelompok orang yang akan menggunakan produk yang dihasilkan. Ada beberapa
penggolongan konsumen, yaitu:
•
Konsumen langsung dan konsumen tidak
langsung;
•
Konsumen rumah tangga dan konsumen
lembaga;
•
Konsumen akhir dan konsumen dengan
perantara.
Pola aktivitas
yang terjadi tergantung beberapa hal seperti:
•
Jenis Barang/Komoditi
Untuk komoditi sapi potong, sapi perah
(susu), domba/kambing, ayam, babi, dan lain-lain, masing-masing komoditi
mempunyai tingkatan aktivitas
ekonomik yang berbeda.
Untuk jelasnya pada
bagian mata rantai tata niaga
akan terlihat ilustrasi dari beberapa komoditi ternak.
•
Skala atau Besaran Usahanya
Makin besar skala usaha yang
dijalankan, biasanya ada beberapa gugus aktivitas ekonomik yang dilakukannya.
•
Lokasi atau Tempat
Jarak antara produsen dengan konsumen
dapat menyebabkan adanya perbedaan gugus
aktivitas ekonomik yang dijalankan.
•
Sarana dan Prasarana lainnya
C. Mata Rantai Tata
Niaga
Mata
rantai tata niaga merupakan saluran tata niaga yang akan menjembatani
penyaluran barang/jasa dari mulai produksi sampai ke konsumen. Saluran tata
niaga pertanian/peternakan bersifat unik/spesifik (uniqueness)
dibandingkan saluran tata niaga non pertanian (industri/ pabrikan/manufaktur)
karena produk pertanian mempunyai sifat yang unik juga seperti mudah rusak (perisable),
mudah busuk, voluminous, dan bulky.
D.
Manfaat Tata Niaga
1)
Manfaat Tata Niaga bagi Produsen
• merencanakan pembelian
sarana produksi peternakan
(sapronak) sehingga memperoleh
kemudahan dan keuntungan dengan mengikuti sistem tata niaga tersebut;
• mengarahkan produksi
dan penjualan hasil
produknya sehingga mendapat
keuntungan yang layak dari kesempatan peran tersebut;
• merencanakan
investasi dan mengambil keputusan dalam usahanya.
2)
Manfaat Tata Niaga bagi Lembaga Niaga
Perantara
•
Merencanakan dan
menentukan tempat serta
waktu pembelian atau penjualan produk yang diperdagangkannya.
•
Menentukan kebijakan dalam pembiayaan
perkreditan untuk modal kerja atau investasi.
•
Memperlancar proses
tata niaga, misalnya
memenuhi permintaan konsumen
dalam waktu, tempat, jumlah, dan kualitas serta harga yang sesuai.
3)
Manfaat Tata Niaga bagi Konsumen
•
memilih dan menentukan pembelian sejumlah
produk berdasarkan jenis/macam,
kualitas produk, tempat
pembelian, harga dan waktu yang diinginkan konsumen.
4)
Manfaat Tata Niaga bagi Pemerintah
•
merencanakan program pengembangan
produksi;
•
mengimplementasikan program
peningkatan produksi;
•
merumuskan kebijakan harga;
•
melakukan proyeksi permintaan dan penawaran
suatu perkembangan harga.
Komentar
Posting Komentar