Impor Gandum dan Ketahanan Pangan Nasional
Impor Gandum dan Ketahanan Pangan
Nasional
NIM : 160321100049
Kelas : BMI (kelas A)
I.
Pendahuluan
Pangan merupakan
komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintahdan masyarakat
secara bersama-sama seperti diamanatkan oleh UU Nomor 7 tahun 1996 tentang
pangan. Dalam UU tersebut disebutkan Pemerintah menyelenggarakan pengaturan,
pembinaan, pengendalian, dan pengawasan, sementara masyarakat menyelenggarakan
proses produksi dan penyediaan, perdagangan, distribusi serta berperan sebagai
konsumen yang berhak memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah dan mutu, aman,
bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli mereka.
Selain itu, untuk meningkatkan
ketahanan pangan dengan memperhatikan sumberdaya, kelembagaan, dan budaya lokal
melalui peningkatan teknologi pengolahan produk pangan dan peningkatan
kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi aneka ragam pangan dengan gizi seimbang.
Kemudian untuk mewujudkan ketahanan pangan juga perlu dilakukan pengembanagan
sumber daya manusia yang meliputi pendidikan dan pelatihan di bidang pangan,
penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pangan dan penyuluhan
di bidang pangan.
Gandum merupakan tanaman
pangan lahan kering yang memiliki potensi besar dikembangkan di Indonesia.
Gandum juga merupakan bahan makanan pokok terpenting kedua setelah beras dimana
masyarakat mengonsumsi dalam bentuk mie, bakso, roti, dan sebagainya dalam
jumlah yang sangat besar. Seluruh kebutuhan gandum Indonesia dipasok dari impor
dan jumlah impor biji gandum saat ini melebihi 10 juta per tahun. Padahal,
tanaman gandum dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di Indonesia, khususnya
di daerah dataran tinggi bersuhu sejuk. Karena pemerintah melakukan kebijakan
dengan memilih impor gandum maka untuk memvisualisasikan dan implemetasi
masyarakat mandiri dan terampil jadi lebih sulit. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan membahas
tentang permasalahan yang ada dalam program “Impor Gandum dan Ketahanan Pangan”
dan menemukan penyelesaian masalah tersebut.
II.
Pembahasan
Peningkatan
ketahanan pangan merupakan prioritas utama dalam pembangunan karena pangan
merupakan kebutuhan yang paling dasar bagi manusia sehingga pangan sangat berperan
dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Ketahanan pangan diartikan sebagai
tersedianya pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan
harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang
aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu.
Ketahanan pangan
yang merupakan terjemahan dari food security mencakup banyak aspek dan
luas sehingga setiap orang mencoba menterjemahkan sesuai dengan tujuan dan ketersediaan
data. Seperti yang diungkapkan oleh Reutlinger (1987) bahwa ketahanan pangan
diinterpretasikan dengan banyak cara. Braun dkk. (1992) juga mengungkapkan
bahwa pemakaian istilah ketahanan pangan dapat menimbulkan perdebatan dan
banyak isu yang membingungkan karena aspek ketahanan pangan adalah luas dan
banyak tetapi merupakan salah satu konsep yang sangat penting bagi banyak orang
di seluruh dunia.
Ketahanan pangan
di Indonesia masih bisa dalam keadaan aman dan cukup sejahtera. Akan tetapi, di
Indonesia masih ada permasalahan pangan yang harus segera diselesaikan,
misalnya ketergantungan pemerintah terhadap impor gandum dari luar negeri.
Impor gandum yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu
yang biasanya digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber makanan
pelengkap selain beras.
Kebutuhan akan
tepung oleh masyarakat menyebabkan pemerintah kesulitan untuk melakukan
kebijakan terkait impor gandum. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya
untuk melakukan swasembada, khususnya swasembada gandum. Hal ini dapat terwujud
apabila pemerintah mampu mengolah lahan yang ada dan berusaha untuk memperbaiki
kualitas bibit. Iklim Indonesia cukup cocok untuk menanam gandum yang biasanya
tumbuh di daerah yang cukup kering. Selain perbaikan pengolahan lahan dan
tanaman, pemerintah juga dapat mensubtitusi tepung gandum menjadi tepung MOCAF
yang terbuat dari singkong. Singkong dapat dijadikan salah satu pengganti dari
tepung gandum yang cukup efektif. Karena singkong banyak tumbuh di seluruh
daerah Indonesia.
Peningkatan
ketahanan pangan merupakan prioritas utama dalam pembangunan karena pangan
merupakan kebutuhan yang paling dasar bagi manusia sehingga pangan sangat
berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Ketahanan pangan diartikan sebagai
tersedianya pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan
harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang
aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu. Impor gandum yang dilakukan pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu yang biasanya digunakan oleh masyarakat
Indonesia sebagai sumber makanan pelengkap selain beras. Kebutuhan akan tepung
oleh masyarakat menyebabkan pemerintah kesulitan untuk melakukan kebijakan
terkait impor gandum. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk
melakukan swasembada, khususnya swasembada gandum.
Seharusnya
pemerintah mampu mengolah lahan yang ada dan berusaha untuk memperbaiki
kualitas bibit. Iklim Indonesia cukup cocok untuk menanam gandum yang biasanya
tumbuh di daerah yang cukup kering. Selain perbaikan pengolahan lahan dan
tanaman, pemerintah juga dapat mensubtitusi tepung gandum menjadi tepung MOCAF
yang terbuat dari singkong. Singkong dapat dijadikan salah satu pengganti dari
tepung gandum yang cukup efektif. Karena singkong banyak tumbuh di seluruh
daerah Indonesia.
IV.
Daftar
Pustaka
Braun,
V.J.; H.Bouis; S.Kumar and R.Pandya-Lorch. 1992. Improving Food Security of The
Poor: Concept, Policy and Programs. Washington, DC : IFPRI
Handewi P.S. Rachman
dan Mewa Ariani. 2002. Ketahanan
Pangan: Konsep, Pengukuran danStrategiJurnal FAE. No. 1 Volume 20 Hal:
12-24
Komentar
Posting Komentar